7 Tips Sukses Cara Budidaya Bekicot Dari Awal Sampai Panen
Sejak berabad-era lalu, bekicot telah banyak dipakai selaku media pengobatan tradisional yang ampuh mengatasi sejumlah penyakit manusia. Bahkan, beberapa diantaranya digunakan sebagai media perawatan tubuh. Tidak mengherankan jika kemudian seruan pasar terhadapnya meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Tentu, hal tersebut menjadi kesempatan emas bagi pelaku budidaya bekicot untuk melebarkan sayap bisnisnya.
Kilas Singkat Soal Bekicot
Hewan dengan nama latin Achatina Fulica ini berhabitat orisinil di Afrika Timur. Sebelum akhirnya tiba di Indonesia, bekicot telah melewati jalur persebaran yang panjang. Dimulai dari Afrika menuju India, Kepulauan Mauritius, Malaysia, dan hasilnya sampai di Indonesia.
Meski populasinya terus berkembangsetiap waktunya, namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui manfaat dari bekicot periode itu. Sehingga mereka cenderung acuh tak hirau ketika menemukannya di sawah atau rawa-rawa.
Seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya studi yang meneliti perihal hewan ini, penduduk mulai menyadari banyaknya faedah yang mampu mereka dapatkan dari bekicot. Mulai dari asupan protein tinggi yang baik untuk pembentukan sel dan jaringan, media pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit layaknya sakit jantung, gatal-gatal, sakit gigi, maupun radang selaput mata. Selain itu, cangkang bekicot juga bisa dijadikan selaku obat untuk menanggulangi tumor.
Baca Juga : Trik Jitu Cara Budidaya Belut Termudah Hasil Panen Melimpah
7 Cara Budidaya Bekicot
Menilik banyaknya manfaat yang dijanjikan oleh bekicot dalam bidang kesehatan dan keayuan. Tidak sedikit orang yang kemudian memulai bisnis pembudidayaan bekicot di rumah. Nah, berikut merupakan beberapa langkah dalam membudidayakan bekicot.
1. Pembuatan Kandang

Ketepatan temperatur di dalam kandang berperan penting dalam perkembangbiakan bekicot. Idealnya, kelembaban dan keteduhan yang tepat untuk membudidayakan bekicot berkisar antara 25 hingga 30 derajat celcius.
Ternak bekicot mampu dilangsungkan dengan 2 tata cara, yaitu mencampurkan seluruh bekicot mulai dari bekicot kecil hingga bekicot besar ke dalam satu kandang, atau mampu juga dengan memisahkan keduanya dalam sangkar berlainan. Untuk metode kedua, pelaku budidaya tentu mesti menyiapkan lebih banyak sangkar sebagai wadah budidaya.
a. Kandang Kotak Kayu
Jenis kayu yang umumnya dipakai untuk pembuatan kandang bekicot yaitu kayu kaso berskala 1 x 1 meter. Bagian dindingnya bisa dibangun dengan kawat kasa, sementara bab atasnya mampu ditutupi dengan atap semoga keteduhan dan kelembaban di dalam sangkar tetap terjaga.
b. Kandang Bak Semen
Dibuat secara permanen, sangkar bak semen memiliki bentuk yang serupa dengan sangkar kayu. Demi menjaga kelembaban di dalam ruangan, penambahan media tanah dan cacing bisa menjadi solusi alternatif. Disamping itu, eksistensi cacing tanah juga bisa dimanfaatkan selaku penyerap kotoran bekicot sekaligus menjadi pakan tambahannya.
c. Kandang Galian Tanah
Kandang galian tanah mampu dibangun di bawah pohon besar nan teduh. Cukup dengan menggali tanah tersebut dengan kedalaman sekitar 1 meter. Kemudian, tambahkan lapisan pasir atau semen pada bab dinding-dindingnya. Keteduhan di dalam sangkar mampu diciptakan dengan pengadaan penutup dari bedeng.
2. Proses Pembibitan
Perlu dimengerti, berbagai jenis bekicot tidak bisa dibudidayakan di Indonesia. Adapun jenis bekicot yang bisa menyesuaikan diri dengan iklim nusantara yaitu jenis Achatina Variegata dan Achatina Fulica.
Setelah mengetahui jenis bekicot mana yang sekiranya mampu diternakkan, sekarang saatnya untuk memilih bibit unggul dari jenis bekicot itu. Pada fase ini, pelaku budidaya bisa mengumpulkan pribadi bibit bekicot dari tempat kawasan tinggalnya. Sebut saja persawahan, perkebunan, semak-semak, atau kawasan lain dengan kelembaban yang mumpuni.
Kategori bibit bekicot yang mampu dibilang unggul yaitu memiliki berat antara 75 sampai 100 gram per ekornya dan tidak memiliki cacat fisik sedikitpun.
3. Proses Reproduksi Bekicot
Setelah itu, lakukan proses reproduksi kepada bekicot yang telah berusia 6 sampai 7 bulan. Di kala musim kawin datang, para bekicot umumnya akan mencari lingkungan yang dianggapnya aman untuk bertelur. Mereka condong tidak membutuhkan daerah khusus, sehingga peternak tak perlu membayar lebih untuk itu.
Umumnya, setiap bekicot bisa menetaskan telur sekitar 50 hingga 100 butir telur dalam sekali kawin. Ukuran telur bekicot pun tidak terlampau besar, adalah kurang dari 2 mm.
Baca Juga : Teknik Budidaya Lobster Air Tawar Agar Mendapatkan Hasil Maksimal
4. Proses Bertelur

Saat proses bertelur, hewan melata ini akan eksklusif meninggalkan telurnya hingga mereka menetas dengan sendirinya. Waktu penetasan tiap-tiap telur bergantung pada kelembaban lingkungan, kondisi iklim, serta intensitas cahaya di kawasan terkait.
Dengan komposisi yang pas, telur bekicot bisa menetas secara alami dalam kala waktu lebih singkat. Namun dikala syarat sebagaimana disebutkan sebelumnya tidak tercukupi dengan baik, penetasan telur bekicot diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lebih usang.
5. Melakukan Pemeliharaan dan Perawatan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dikala benih bekicot berhasil menetas, peternak dapat melakukan pemeliharaan dalam 2 metode, ialah mencampurkannya dengan bekicot lain yang telah lebih besar atau memisahkannya berdasarkan ukuran dan usianya.
Tiap-tiap metode tentulah mempunyai keunggulan dan kekurangannya sendiri. Namun, sejumlah pelaku perjuangan ternak bekicot mengklaim bila memisahkan benih dengan bekicot besar di tempat berlawanan lebih efektif untuk dilakukan.
Anak-anak bekicot dalam range usia 2-3 bulan sudah mampu dipindahkan ke dandang yang lebih besar. Guna menemukan hasil bekicot berkualitas, pembudidaya perlu mengaplikasikan beberapa teknis pemeliharaan mirip:
- Menjaga kestabilan dan kelembaban lingkungan dengan tetap menutup atap/epilog sangkar dikala tidak diharapkan.
- Memberikan pakan berkualitas secara terencana. Misalnya saja pakan sehat mirip buah segar, sawi, bayam, mentimun, dan daun pepaya.
- Menjaga sangkar tetap dalam keadaan aman, artinya tidak dimasuki oleh hewan lain yang mampu membahayakan eksistensi bekicot dalam sangkar. Karena mampu memungkinkan hewan tersebut akan memangsa bekicot atau menghancurkan cangkangnya.
6. Mencegah Hama dan Penyakit
Sepertinya, hingga dikala ini belum banyak problem yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit ketika seseorang membudidayakan bekicot. Akan namun, hal yang dianggap mengancam kehidupan dari bekicot adalah belibis dan semut.
Baca Juga : Sebelum Budidaya Lele, Yuk Simak Cara Merawat Indukan Lele Agar Cepat Bertelur
7. Panen Bekicot

Bekicot mulai bisa dipanen saat usianya mencapai 5-8 bulan dan menyanggupi ciri-ciri cangkang berukuran 8-10 cm.
Terdapat berbagai cara memanen bekicot sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar. Beberapa diantaranya eksklusif berbelanja bekicot lengkap dengan cangkangnya, sementara yang yang lain mengharapkan untuk membeli dagingnya saja. Sehingga peternak mesti memisahkan bab cangkang dan dagingnya.
Biasanya, bekicot yang dipanen dagingnya saja digunakan untuk kebutuhan materi baku pembuatan sate, keripik, dendeng, maupun olahan sedap yang lain. Dan bahkan, daging olahan bekicot sudah banyak ditemukan dalam bungkus kalengan di pasaran.
Tidak hanya itu saja, cangkang bekicot pun dapat dipasarkan selaku materi utama pembuatan tepung dan obat-obatan herbal. Dimana tepung bekicot sendiri kerap dipakai sebagai bahan tambahan opsional untuk pakan binatang ternak lainnya karena memiliki kandungan zat kapur di dalamnya.
Itulah sejumlah tahapan dalam budidaya bekicot yang baik dan benar. Bagaimana? Meski gampang dan terbilang cukup tabu, tetapi hasil yang mampu diperoleh dari usaha ini cukup menjanjikan loh!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.
Komentar
Posting Komentar